BAHASA
INDONESIA 2
KARANGAN ILMIAH
Disusun oleh:
Kelompok 5
(2IA01)
ABI FADHILLAH SURYA 50414073
ALZA ICHSAN KURNIAWAN 50414925
MONA SARITO SAIGIAN 56414830
TEKNIK
INFORMATIKA
UNIVERSITAS
GUNADARMA
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai pokok bahasan Karangan Ilmiah dengan sub pokok bahasan
yaitu timbangan buku, ringkasan, dan timbangan pustaka. Makalah ini merupakan
tugas dalam mata kuliah Bahasa Indonesia 2 jurusan Teknik Informatika di
Universitas Gunadarma.
Kami
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ariyanto selaku dosen mata kuliah Bahasa
Indonesia 2 dikelas 2IA01. Kami sebagai penyusun makalah ini juga mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini
sehingga dapat selesai pada waktu yang telah ditetapkan.
Pada
akhirnya, kami menyadari bahwa dalam penyajian makalah ini masih terdapat
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami selaku penyusun
mengharapkan kritik dan saran positif yang bersifat membangun mengenai materi
dan cara penyajian yang disajikan dalam makalah ini guna memperbaiki mutu
makalah ini. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat untuk
kita semua. Amin.
Depok,
3 April 2016
Penyusun
Kata pengantar.................................................................................................... ii
Daftar isi.............................................................................................................. iii
Bab I:
Pendahuluan............................................................................................. 1
1.1.
Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2.
Rumusan Masalah.................................................................................... 2
1.3.
Tujuan Penulisan...................................................................................... 2
1.4.
Manfaat Penulisan................................................................................... 2
Bab II: Landasan
Teori....................................................................................... 3
2.1.
Pengertian Timbangan Buku.................................................................... 3
2.2. Pengertian
Ringkasan.............................................................................. 3
2.3. Pengertian
Timbangan Pustaka................................................................ 3
Bab III:
Pembahasan........................................................................................... 4
3.1.
Timbangan Buku...................................................................................... 4
3.1.1.
Bentuk Timbangan Buku............................................................... 4
3.1.2.
Persyaratan Bagi Penimbang Buku............................................... 5
3.1.3.
Beda Timbangan Buku dari Diskusi dan Bahasan........................ 6
3.2.
Ringkasan................................................................................................ 8
3.2.1.
Panjang Ringkasan........................................................................ 9
3.2.2.
Langkah-Langkah Membuat Ringkasan........................................ 9
3.3.
Timbangan Pustaka................................................................................ 10
3.3.1.
Guna Menimbang Pustaka........................................................... 12
3.3.2.
Jalan Menemukan Terbitan Informasi......................................... 13
3.3.3.
Isi dan Sifat Timbangan Buku..................................................... 14
Bab IV: Penutup................................................................................................ 16
4.1. Kesimpulan........................................................................................... 16
4.2.
Saran..................................................................................................... 16
Daftar Pustaka................................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan
seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis
kepada pembaca untuk dipahami.
Karya ilmiah adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang
memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang
atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan
ditaati oleh masyarakat keilmuan. Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain
laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang
pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data,
simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut
dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian
selanjutnya.
Dalam proses pembuatan karangan ilmiah diperlukan aturan
dalam penulisan mulai dari awal sampai akhir. Termasuk di dalamnya timbangan
buku, ringkasan, dan timbangan pustaka. Untuk lebih memahami lagi mengenai cara
membuat suatu timbangan buku, ringkasan, dan timbangan pustaka akan dijelaskan
dalam makalah ini.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang disampaikan pada paparan
di atas, ada beberapa permasalahan yang bisa diangkat:
1.
Apakah yang dimaksud dengan timbangan buku, ringkasan,
dan timbangan pustaka?
2.
Bagaimana membuat timbangan buku, ringkasan, dan
timbangan pustaka?
1.3
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memahami tentang
timbangan buku, ringkasan, dan timbangan pustaka.
1.4
Manfaat Penulisan
Manfaat dari
penulisan ini adalah:
1.
Mahasiswa dapat membuat timbangan buku, ringkasan, dan
timbangan pustaka.
2.
Mahasiswa dapat mengaplikasikannya dalam pembuatan sebuah
karangan ilmiah.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Timbangan
Buku
Timbangan buku/Resensi/Tinjauan
buku/Bedah buku/Penilain buku adalah tulisan yang menyajikan sejumlah informasi
tentang sebuah buku yang ditinjau dan dinilai isi buku tersebut.Timbangan buku
juga bisa disebut kritik buku dimana kita mempertimbangkan kelebihan dan
kekurangan dari suatu karya tersebut.Intinya Timbangan buku adalah tinjauan
atau ulasan tentang isi dari suatu karya baik secara tertulis ataupun lisan ,
apakah karya ini layak atau tidak.
2.2
Pengertian Ringkasan
Ringkasan adalah penyajian
karangan atau peristiwa yang panjang dalam bentuk yang singkat dan efektif.
Ringkasan adalah sari karangan tanpa hiasan. Ringkasan itu dapat merupakan
ringkasan sebuah buku, bab, ataupun artikel. Fungsi sebuah ringkasan adalah
memahami atau mengetahui sebuah buku atau karangan. Dengan membuat ringkasan,
kita mempelajari cara seseorang menyusun pikirannya dalam gagasan-gagasan yang
diatur dari gagasan yang besar menuju gagasan penunjang, melalui ringkasan kita
dapat menangkap pokok pikiran dan tujuan penulis.
2.3
Pengertian Timbangan Pustaka
Timbangan Pustaka adalah tulisan yang menyajikan
sejumlah informasi tentang sumber penulisnya seperti pengarang, nama buku,
tahun dan diterbitkan.Dalam timbangan pustaka kita mendiskusikan dan menimbang
daftar pustaka tersebut agar dapat menentukan layak atau tidaknya daftar
pustaka dalam karya tersebut, untuk mendapakat sumber wawasan yang baik
dan benar.
BAB III
PEMBAHASAN
Pada Makalah ini kita akan membahas tentang apa itu
timbangan buku,ringkasan buku , dan timbangan pustaka karena hal ini sangat
berguna untuk menentukan buku yang akan kita gunakan dalam kehidupan
sehari-hari terutama dalam pembuatan PI dan Skripsi tentunya kita perlu
mendapatkan buku yang memiliki kualitas layak untuk menjadi bacaan kita dan
mempermudah kita dalam kehidupan sehari-hari.
3.1
Timbangan Buku
Sebuah
timbangan buku itu adalah bentuk kombinasi antara uraian, ringkasan, dan kritik
obyektif terhadap sebuah buku. Timbangan
buku itu berguna bagi para pembaca untuk memutuskan apakah ia ingin membaca
buku itu, dan akan memperhatikan terbitan-terbitan semacam berikutnya.
Timbangan
sering juga disebut bahasan. Sebuah timbangan itu melampaui batas-batas yang
ditentukan untuk abstrak terutama dalam penyajian uraian dan kritik. Pembaca
sebuah timbangan buku itu mengharapkan selain ringkasan isi buku juga, dan
bahkan mungkin terutama hanya,
penilaiannya terhadap mutu dan faedahnya (kritik).
3.1.1 Bentuk Timbangan Buku
Timbangan buku berisi dasar idea penulisnya dan kebenaran
isinya. Timbangan buku dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.
Berupa
ringkasan : tidak berpihak pribadi, tetapi berdasar fakta dan seluruhnya
objektif.
2.
Berupa
deskripsi : mengenai buku secara keseluruhan baik bias penulisannya dan
metodenya dikemukakan.
3.
Berupa
kritik : penilaian tentang cukup tidaknya pengetahuan dalam bidang yang bersangkutan , acuan pustaka, dan
metodologinya.
4.
Berupa
apresiasi : apakah pendapat-pendapat pribadi penulis ditunjang oleh pengalaman
dan pengetahuan yang ada.
5.
Berupa
praduga : berisi prasangka terhadap penulis atau penerbit, sebab seringkali
penerbit berambisi mengejar keuntungan atau penulisnya menyatakan pendapat yang
mementingkan diri sendiri, atau bermotif komersial.
3.1.2
Persyaratan Bagi Penimbang Buku
Penimbang buku yang baik memenuhi kualifikasi sebagai
berikut :
1.
Pengetahuan
dalam bidangnya
Jelas bahwa
hanya seorang sejarawan yang kompeten (mampu dan berwenang) dan yang pantas
menimbang buku bidang sejarah. Itulah sebabnya dewan editor suatu jurnal ilmiah
selalu meminta ahli-ahli yang kompeten untuk menimbang buku.
2.
Kemampuan
analisis
Tugas penimbang
buku itu seperti pembuat abstrak,
menganalisis isi buku atau artikel, menemukan maksud penulisnya, dapat
membedakan hal pokok dari hal yang kurang pokok, dan mempertimbangkan
sangkut-pautnya.
3.
Pengetahuan
dalam acuan yang sebanding
Seorang
penimbang buku harus memiliki pengetahuan yang cukup dari bidang lain yang
sebanding. Ia harus memiliki tingkat nilai standar ilmu pengetahuan yang
relevan agar memenuhi kualifikasi sebagai penimbang buku.
3.1.3
Beda Timbangan Buku dari Diskusi dan Bahasan
Dalam pertemuan ilmiah antara lain : symposium, seminar,
dan kadang-kadang juga rapat kerja, sering sekali kepada para peserta disajikan
satu atau lebih makalah untuk dibaca.
Sesungguhnya istilah “seminar” itu sendiri berasal dari
kata Latin : seminarium, yang artinya
sekumpulan pelajar atau mahasiswa yang secara bersama-sama mengadakan
penelitiaan atau belajar bersama-sama di bawah bimbingan. “Simposium” berasal
dari kata Latin atau Grik: “symposium”; syn – bersama-sama + posis – minum.
Dulu ada kebiasaan, para ilmuwan berkumpul dan mendiskusikan sesuatu topic
sambil minum-minum dan mendengarkan music. Baik dalam seminar maupun dama
symposium para mahasiswa atau cerdik pandai
itu bertukar gagasan secara bebas. Jadi dalam seminar atau symposium itu selalu ada “bahasan
atau pembahasan” sesuatu subjek tertentu.
Kewajiban pembahas (utama dan umum) di sini sama seperti
kewajiban seorang penimbang suatu karangan atau buku, yaitu: meringkaskan,
mendeskripsikan agar apa yang
dikemukakan oleh pengarang manjadi lebih jelas, baik idea-idea yang
disetujuinya maupun yang tidak. Kemudian pembahas itu, jika perlu, mengkritiknya tetapi tidak mencela. Bahkan
terhadap karangan kesastraan dan kebudayaan seorang pembahas sering
menyampaikan apresiasi terhadap karangan
yang dibahasnya. Membahas itu berbeda artinya dan pemakaiannya dari mendiskusikan. Dalam pengertian menulis
karangan ilmiah, yang didiskusikan itu adalah hasil-hasil obeservasi sendiri,
baik dari penelitian kepustakaan maupun dari lapangan atau laboratorium. Hasil
observasi itu dibandingkan dengan hasil observasi gayut dari peneliti lain.
Dalam pengertian penulisan karangan ilmiah yang dibahas itu adalah makalah yang
ditulis orang lain. Biasanya pembahas itu membatasi diri dalam materi karangan yang
dibahasnya, tanpa menggunakan acuan.
Perlu diingatkan di sini, bahwa bahasan terhadap suatu
karangan itu tidak dimaksudkan sebagai
‘tandingan’ terhadap karangan tersebut. Bahasan terhadap sebuah karangan itu lebih berisfat
komplimenter atau melengkapi dan memperjelas gagasan-gagasan yang dikemukakan
dalam karangan yang dibahas. Sebuah bahasan itu memperjelas gagasan-gagasan
yang dikemukakan oleh penulis karangan. Dibawah
ini ditunjukkan secara ringkas beda menimbang dari mendiskusikan dan membahas:
1.
Menimbang
Perlu
satu atau lebih sebagai acuan pembanding, yang ditimbang itu
hasil-hasil observasi (karangan) orang lain.
-mendekripsikan, menganalisis, mengklasifikasi.
- mengambil kesimpulan, mungkin sampai menyusun teori.
Mungkin mencetuskan gagasan-gagasan berupa ‘tandingan’
gagasan-gagasan dalam makalah-makalah yang ditimbang.
2.
Mendiskusikan
Perlu
satu atau lebih acuan sebagai pembanding hasil observasinya
sendiri.
-mendeskripsikan, menganalisis, mengklasifikasin, mendefinisikan.
-mengambil kesimpulan, mungkin membuat hipotesis, atau
bahkan sampai pada pembentukan teori.
3.
Membahas
Tidak
harus menggunakan acuan. Pembahas membatasi diri atau
memusatkan pada makalah yang dibahas.
-memperjelas dan menunjukkan hal-hal yang penting,
memberi komplemen.
-tidak membuat makalah ‘tandingan’
-jika perlu mengkritik, tetapi biasanya member apresiasi,
dan tidak mencela.
3.
2 Ringkasan
Sebuah
ringkasan itu, jika disertakan dalam suatu karangan adalah berguna untuk
pembaca yang telah membaca seluruh karangan. Sedang abstrak itu adalah
untuk pembaca yang kekurangan waktu
untuk membaca seluruh karangan. Oleh karena
itu wajar bila sebuah ringkasan itu ditempatkan setelah badan karangan, sebelum
ucapan terima kasih, sedang abstrak ditempatkan sebelum pendahuluan. Ringkasan itu bukan merupakan ulang-kata
abstrak, dan hanya disertakan dalam suatu karangan apabila jurnal menghendaki
yang demikian secara khusus di samping abstrak. Karangan yang panjang biasanya
memuat abstrak dan ringkasan. Artikel dan karangan pendek lainnya biasanya
tidak memuat abstrak tetapi hanya ringkasan, dengan anggapan bahwa pembaca
mempunyai cukup waktu untuk membaca karangan yang pendek itu. Meskipun demikian
mungkin juga artikel pendek memuat kedua-duanya.
Sesungguhnya
ringkasan itu adalah bagian dari badan karangan, yaitu uraian pokok dari naskah
asli. Ringkasan itu berupa kesimpulan rekapitulasi bahan yang dibicarakan
dengan memusatkan perhatian pada fenomena-fenomena atau fakta hasil-hasil
penelitian yang diperoleh dan kesimpulan-kesimpulannya. Oleh sebab itu
ringkasan dari karangan sebuah penelitian itu berupa kalimat-kalimat singkat
tentang, hasil-hasil, kesimpulan-kesimpulan, dan menunjuk secara singkat
hipotesis-hipotesis baru, dan rencana penelitian yang akan dating.
Ringkasan
itu memuat ringkasan hasil yang berupa fakta dan pernyataan yang dapat
disimpulkam dan bersifat informative semata-mata. Hanya jika dipandang perlu
ringkasan itu dapat memuat tujuan dan metode secara singkat, tetapi yang bukan
metode baku. Material yang bersifat khusus dapat disebutkan secara ringkas
pula. Seperti dalam abstrak, dalam ringkasan itu tidak terdapat diskusi atau
acuan pustaka. Tidak seperti dalam abstrak, ringkasan boleh memuat acuan
daftar, grafik, dan gambar yang ada dalam badan karangan. Hipotesis baru dapat
juga dimuat dalam ringkasan.
Umumnya
sebuah ringkasa itu ditulis dalam bahasa ibu (Bahasa Indonesia) yaitu bahasa
yang dipakai untuk menulis karangan itu sendiri. Tetapi, kadang-kadang, jurnal
meminta agar ringkasan itu di samping ditulis dalam Bahasa Indonesia juga
ditulis dalam satu bahasa asing.
Berlainan
dengan abstrak ringkasan itu tidak pernah diterbitkan secra khusus sebagagi
sekumpulan ringkasan. Berbeda dari abstrak, ringkasan itu tidak biasa dipakai
sebagai acuaan dalam menimbang pustaka, sebab ringkasan itu berupa penyajian
kesimpulan-kesimpulan fakta dan ditulis seperti apa adanya.
3.2.1
Panjang Ringkasan
Oleh karena sebuah ringkasan itu mementingkan
rekapitulasi hasil-hasil penelitian, maka panjang ringkasan itu tergantung
terutama pada tujuan penelitian dan wawasan problemnya. Secara langsung
kedua-duanya menentukan jumlah hasil penelitian.
Seperti dalam
menulis abstrak, dalam menulis ringkasan kita selalu dihadapkan kepada masalah
megimbangkan antara singkat versus mendetail. Yang kita sajikan dalam ringkasan
adalah fakta yang benar, secara apa adanya, tanpa diskusi. Dalam menulis
ringkasan kita juga mengikuti prinsip ‘subordinasi’ tetapi tidak secara ketat,
sebab kita harus mengingat wawasan problemnya. Biasanya, di samping mengikuti
prinsip subordinasi, kita mengikuti prinsip ‘mendahulukan yang di depan’ dan
disusul dengan gaya gayut.
3.2.2
Langkah-Langkah Membuat Ringkasan
Ringkasan itu hampir selalu ditulis dari komposisi yang
kita buat sendiri, atau dari hasil-hasil penelitian kita sendiri yang ada dalam
karangan orisinal. Oleh karena penulisan komposisi atau peneliti itu mengenal
benar-benar gagasan-gagasan atau fenomenon-fenomenon yang diperoleh, maka kita
dapat langsung menulis komposisi ringkasan itu.
Berikut ini adalah petunjuk-petunjuk mengambil
langkah-langkah membuat ringkasan:
1.
Telitilah
kembali seluruh fenomenon-fenomenon hasil penelitian anda, dan berusahalah
meringkaskan hasil-hasil itu berupa rekapitulasi sesuai dengan tujuan
penelitian serta disusun sesuai dengan wawasan problem. Kemudian ringkasan pula
kesimpulan-kesimpulan yang anda tarik dari hasil-hasil penelitian itu.
Dengan rekapitulasi hasil dan kesimpulan itu anda dapat
menulis konsep pertama yang berisi hasil-hasil penelitian dan
kesimpulan-kesimpulan yang disusun sesuai dengan proporsinya, dengan memegang
prinsip ‘subordinasi’ dan prinsip ‘mendahulukan yang di depan’.
2.
Telitilah
kembali, apakah ada hasil penting yang belum sajikan, dan periksalah apakah ada
‘salah tempat’ dalam penulisan hasil itu. Yang dipentingkan dalam tingkatan ini
adalah pengelompokkan rekapitulasi hasil penelitian secara tepat dan kaguyatannya
dan kemudian masing-masing diikuti dengan kesimpulan.
3.
Langkah
terakhir adalah revisi kalimat-kalimat agar bersifat semata-mata informatif.
Jika perlu berikut rekapitulasi hasil itu disertai referensi table, grafik,
atau gambar yang ada dalam uraian badan karangan.
3.3 Timbangan
Pustaka
Semua perpustakaan di seluruh dunia mengumpulkan buku,
majalah, dokumen Negara, dan lain-lain material perpustakaan seperti harian,
mingguan umum atau bulanan. Beberapa
perpustakaan juga mengumpulkan hasil karya seni lukis. Perpustakaan itu
merupakan tempat utama untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang didokumentasikan
dan merupakan sumber informasi.
Perpustakaan itu berfungsi untuk menyediakan material
perpustakaan untuk memperkaya kurikulum dan ilmu, menyediakan bacaan waktu
senggang, dan melatih serta menanamkan ‘library habit’ kepada para pembaca dan
anggota masyarakat umumnya. Latihan itu meliputi : penggunaan ‘author card’,
‘little card’, dan ‘subject card’, cara
mengisi kartu ‘interlibrary’, ‘loan service’, dan cara mengisi kartu permintaan
naskah asli, penggunaan alat silang layan, dan lain-lain fasilitas pelayanan
termasuk teknik operasionalnya, penggunaan computer dan sebagainya. Dengan
menggunakan sarana computer seseorang dengan mudah dan cepat dapat melacak acuan
yang diperlukan dan sekaligus ia mengetahui di mana acuan itu dapat peroleh,
juga nama pengarang, tahun penerbitan, nama jurnal, judul karangan, subyeknya,
jilid, dan nomor penerbitan.
Standar suatu perpustakaan itu tidak lagi hanya
ditentukan secara kuantitatif (jumlah dan macam material) yang biasa berlaku
sampai pertengahan abad ini, tetapi ditentukan terutama oleh kualitas
pelayanannya. Selain mutu dan lengkapnya sarana pelayanan itu, kualitas
pelayanan ditentukan oleh ketrampilan petugas-petugas perpustakaan.
Maksud dan tujuan menimbang pustaka
Yang ditimbang itu ialah pustaka yang gayut (relevan) dan
memuat acuan untuk berkonsultasi . Buku ilmu pengetahuan yang memuat biografi
biasanya merupakan pustaka yang baik untuk mencai acuan. Acuan itu tidak terbatas kepada
karangan-karangan yang diterbitkan, tetapi juga karangan –karangan yang tidak
dipublikasikan termasuk tesis, disertasi, dan skripsi. Tesis, disertasi, dan
skripsi itu paling sedikit satu kiponya disimpan dalam perpustakaan dan dapat dibaca
oleh umum.
Slogan mengatakan : “Yang paling baik untuk ilmu
pengetahuan itu ialah mengetahui di mana dapat memperoleh pengetahuan”.
Maksudnya ialah menggunakan perpustakaan. Maksud menimbang pustaka yang relevan
ialah menimbang atau menilai hasil-hasil penelitian yang telah dikerjakan oleh
orang lain. Menimbang pustaka itu bukan mengutip kesimpulan-kesimpulan atau
pernyataan-pernyataan yang dibuat oleh orang lain, tetapi mendiskusikan
kesimpulan-kesimpulan atau pernyataan-pernyataan tersebut untuk kemudian dengan
kata-katanya sendiri menarik kesimpulan-kesimpulan berdasar hasil penelitian
orang lain itu.
Seperti yang pernah dijelaskan terdahulu, karangan yang
ilmiah itu member informasi tentang fakta umum yang sifatnya objektif. Oleh
penulis karangan yang dipakai sebagai acuan adalah fakta umum yang dibiarkan
untuk berbicara sendiri. Dengan demikian penimbang pustaka diberi hak dan harus
dapat membuat pernyataan-pernyataan umum berdasar fakta yang didapat dari
acuan. Jika penimbang pustaka menemukan kekeliruan-kekeliruan dalam diskusi
atau kesimpulan-kesimpulan dalam acuan yang dipakai, atau menemukan
pertentangan-pertentangan pernyataan atau kesimpulan, ia harus mengemukakan hal
itu secara jujur, mendiskusikannya kembali dan menarik kesimpulan-kesimpulan
sendiri.
Dalam
menimbang pustaka seseorang penimbang harus bersifat kritis, kuat dalam
memegang suatu titik pandangan, sehingga hasil timbangannya menunjukkan
keteguhan pendirian dan konsistensi dalam pemikiran. Tujuan menimbang pustaka
sekarang menjadi jalas, ialah : meringkaskan hasil penelitian orang lain,
meyakinkan dirinya sendiri akan kesimpulan-kesimpulan yang akan ditarik atau
pernyataan-pernyataan umum yang akan dibuat.
3.3.1
Guna Menimbang Pustaka
Hasil timbangan pustaka paling sedikit mempunyai 2 macam
kegunaan :
1.
Setelah
penimbang pustaka memperoleh keyakinan akan kesimpulan-kesimpulan yang ditarik,
maka dengan mudah ia akan dapat menemukan problem yang perlu dicari jawabannya.
Hal ini berguna dalam perencanaan pelaksanaan penelitian, yaitu merumuskan
hipotesis kerja.
2.
Setelah
penimbang pustaka dapat menarik kesimpulan dari hasil-hasil penelitian yang
gayut, ia dapat menggunakan kesimpulan-kesimpulan itu untuk mendiskusikan
hasil-hasil penelitiannya sendiri. Setelah membandingkan fenomenon-fenomenon
hasi penelitian orang lain dengan fenomenon-fenomenon hasil penelitiannya
sendiri, maka penimbang pustaka (dalam hal ini seorang peneliti) dapat menarik
kesimpulan-kesimpulan dan membuat pernyataan-pernyataan yang kemudian dapat
diangkat menuju ke kebesaran sebagai teori.
3.3.2
Jalan Menemukan Terbitan Informasi
Kemampuan menemukan secara tepat dan cepat suatu terbitan
adalah “skill” yang penting bagi seorang professional. Jika anda mencari buku
maka sumber informasinya adalah katu katalog atau buku katalog. Untuk majalah
ilmiah sumber informasinya ialah indeks periodical, contoh : Indeks Pertanian,
Indeks Sains dan Teknologi, dan sebagainya. Untuk abstrak maka sumber informasinya
ialah terbitan abstrak, contoh : Abstract of Bacterilogy”, (1917-1925),
“Biological Abstracts” (1926- ),
“Engineering Abstracts” (1900- ).
Perkembangan akhir-akhir ini menunjukkan bahwa
bibliografi itu begitu besar jumlahnya sehingga para professional condong untuk
memperoleh informasi tentang bibliografi apa yang dapat diperoleh dalam bidang
perhatiannya Untuk memenuhi keinginan itu diterbitkanlah bibliografi dari
bibliografi.
Seringkali
organisasi-organisasi pemerintah dan swasta menerbitkan laporan-laporan ilmiah
untuk umum, atau dinas, atau organisasi sejenis. Terbitan itu dapat pula
dipakai sebagai sumber informasi. Perlu diingatkan di sini, bahwa tidak semua
laporan yang dibuat oleh organisasi swasta dan badan pemerintahan itu ‘dapat
digunakan’ sebagai sumber informasi. Hanya laporan yang memuat data yang
dikumpulkan dan diolah secara ilmiah, akurat, dan lengkap yang pantas dipakai
sebagai sumber informasi. Ensiklopedia mungkin menyediakan informasi umum
tentang sesuatu subjek, dan perlu dibaca agar memperoleh pengertian yang lebih
besar ketika membaca buku ilmu pengetahuan. Namun, perlu diingat pula bahwa
tidak semua pernyataan yang terdapat dalam ensiklopedia itu dibuat berdasarkan
fakta umum.
3.3.3
Isi dan Sifat Timbangan Pustaka
Timbangan pustaka itu tidak berupa alih bahasa atau
kutipan, tetapi berupa saduran yang berisi pernyataan-pernyataan umum dengan
gaya bahasa dan cara penuturan penimbang pustaka. Hanya dalam kondisi tertentu
timbangan pustaka itu boleh berisi beberapa kutipan atau terjemahan. Idea-idea
penting dikupas secara objektif , kritis, dan dicari sangkut-pautnya dengan
teori-teori yang pernah dikemukakan oleh penulis-penulis sebelumnya. Jadi
tinjauan pustaka itu berisi hasil diskusi dari fakta yang diperoleh dari orang
lain. Cara penuturannya tidak emotif, tidak persuasive, tidak ambisius, dan
kritik-kritiknya didukung oleh fakta yang diperoleh oleh orang lain, baik yang
telah diterbitkan maupun yang belum.
Langkah-langkah dalam menimbang pustaka :
1.
Langkah
pertama : seperti yang tersirat dalam slogan “ Yang paling baik untuk ilmu
pengetahuan itu adalah mengetahui di mana dapat memperoleh pengetahuan “, maka
langkah yang pertama-pertama dikerjakan dalam menimbang pustaka adalah mencari
dan nengumpulkan pustaka yang gayut. Kemampuan untuk menemukan pustaka itu
adalah suatu keterampilan tersendiri, dan dapat dimiliki oleh seseorang melalui
latihan-latihan di perpustakaan. Pustaka yang telah terkumpul itu, baik yang
berupa material fotokopi makalah atau catatan tentang acuan yang lengkap dan
ringkasan atau abstraknya, kemudian diseleksi dan diklasifikasi sesuai dengan
topic makalahnya. Dari setiap pustaka yang terkumpul lalu dicari
gagasan-gagasan yang dikemukakan oleh penulisnya, dalam hal ini untuk makalah
orisinal, atau yang dikutip oleh penulis lain, dalam hal ini untuk timbangan
pustaka dan diskusi dalam makalah orisinal. Pernyataan maksud dan wawancara
serta tujuan gagasan-gagasan diteliti dan dicatat secara singkat dalam kartu
tersendiri. Dianjurkan agar satu kartu yang berukuran 12x20 cm dipakai untuk
satu makalah. Setelah itu fenomenom-fenomenon hasil penelitian dalam acuan
diringkaskan dan dicatat dalam kartu tersebut. Pencarian dan pengumpulan
pustaka itu merupakan sebuah proses berlanjut dan tidak pernah berhenti.
2.
Langkah
kedua : mengupas gagasan-gagasan, maksud dan wawasannya secara obyektif,
kritis. Teori-teori, kesimpulan-kesimpulan dan pernyataan-pernyataan yang pernah
dikemukakan oleh orang lain dibandingkan dan dikaji-silang serta ditimbang
dengan teliti dan masak. Fenomenon-fenomenon hasil penelitian dari suatu acuan
dibandigkan dengan fenomenon-fenomenon hasil pernelitian dari acuan lain.
Kemudian didiskusikan secara mendalam dan teliti. Dari diskusi itu lalu ditarik
kesimpulan-kesimpulan dan dibuat pernyataan-pernayataan.
3.
Langkah
ketiga : menulis ringkasan diskusi dan hasil diskusi itu dengan cara penuturan
dan gaya bahasa sendiri, yang sifatnya tidak dikuasai oleh emosi, tidak ada ajakan atau permintaan, tidak bernada demi
untuk kepentingan-kepentingan penimbang pustaka. Jika perlu penimbang pustaka
itu dapat memuat kritik-krtitik yang didukung oleh fakta obyektif yang
diperoleh dari acuan.
Nilai ilmiah suatu timbangan pustaka itu ditentukan oleh
jumalah acuan yang gayu, luasnya wawasan problem yang dikemukakan, tahun
terbitan acuan, dan kemampuan-kemampuan penimbang sendiri dalam melaksanakan
kangkah-langkah tersebut di atas.
Waktu yang diperlukan untuk menyelesikan sebuah timbangan
pustaka suatu topic mungkin beberapa bulan sampai beberapa tahun. Timbangan
pustaka itu mungkin merupakan suatu karangan yang tinggi nilai dan sifat
ilmiahnya (contoh : “Literature Review”), dan dapat diterbitkan dalam suatu
berkala ilmiah tersendiri, contoh :
“Advances in Parasitology”.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Dari
materi yang sudah dijabarkan di atas, kami dapat menyimpulkan bahwa :
1.
Timbangan
buku sangat penting sebagai suatu cara agar pembaca dapat mempertimbangkan layak atau tidaknya sebuah
buku untuk dibaca.
2.
Timbangan
pustaka berguna untuk menentukan apakah pustaka dari karya tersebut layak atau
tidak untuk dijadikan sumber informasi.
3.
Timbangan
buku, ringkasan, dan timbangan pustaka merupakan komposisi yang penting dalam penulisan
karangan ilmiah karena merupakan komponen untuk mempermudah proses dan
penulisan karangan ilmiah.
4.2
Saran
Saran dari kami adalah agar pembaca lebih bisa untuk menimbang suatu buku karena itu
sangat berpengaruh terhadap ketertarikan orang lain untuk membaca suatu buku karena
dapat menentukan layak atau tidaknya buku itu untuk dibaca karena dapat
mencerdaskan generasi-generasi muda bangsa dengan cara membaca buku-buku baik
pelajaran atau sekedar pengetahuan.
Mukayat,D.Brotowidjoyo.Penulisan Karangan Ilmiah.Jakarta:
Akademika Pressindo,2002.
Gorys,Keraf.Komposisi.Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama,2001.
Sarwono,Jonathan.Pintar Menulis Karangan Ilmiah.Jakarta:
CV Andi
Offset,2010.
Warsidi,Edi.Resensi Buku Apa dan Bagaimana Tekniknya.
Jakarta:
CV Mitra Utama,2012.
bahasa indonesia
,
Tugas Kampus